Perkembangan Emosi
Remaja
A.
Pengertian
Emosi
Secara sederhana emosi dapat dikatakan suatu keadaan jiwa yang mewarnai
tingkah laku. Emosi dapat juga dikatakan suatu reaksi psikologis yang
ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut,
marah, muak, haru cinta dan sejenisnya. Biasanya emosi muncul dalam luapan
perasaan dan surut dalam waktu yang singkat.
Hathersall (1985) merumuskan emosi sebagai situasi
psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi
wajah dan tubuh.
Keleinginna dan Kelenginan (1981) berpendapat bahwa
emosi seringkali berhubungan dengan tingkah laku. Emosi sering didefinisikan
sebagai perasaan (feeling).
B.
Jenis-jenis Emosi
Crider dan Kawan-kawan (1983) mengemukakan
dua jenis emosi yaitu :
1.
Emosi Positif
: reaksi kepuasan terhadap terpenuhinya kebutuhan yang dirasakan remaja.
Misalnya bahagia, sayang, cinta, berani.
2.
Emosi Negatif
: Reaksi ketidakpuasan atau tidak terpenuhi keinginan. Misalnya Sedi, marah,
geram, takut, benci.
Leulla Cole mengemukakan bahwa ada tiga jenis emosi yang muncul pada
remaja yaitu :
1.
Emosi Marah
Penyebab timbulnya emosi marah pada remaja apabila mereka direndahkan,
dihina, dipermalukan, atau dipojokkan dihadapan kawan-kawannya. Biasanya remaja
yang sudah cukup matang menunjukan rasa marahnya dalam ungkapan verbal misalnya
menggerutu, mencaci,
2.
Emosi Takut
Ketakutan banyak menyangkut ujian yang akan diikuti, Sakit, kurangnya uang, rendahnya prestasi, tidak dapat pekerjaan atau kehilangan pekerjaan, keluarga yang kurang harmonis, tidak menarik dimata lawan jenis, tidak dapat pacar, memiliki bentuk fisik yang tidak diharapkan, kesepian, kehilangan pegangan agama, pengalaman seksual seperti onani dan masturbasi, menemui kegagalan, berbeda dengan teman sebaya, terpengaruh oleh teman yang kurang baik dsb.
Leulla Cole (1963) mengemukakan ketakutan yang dialami selama masa remaja dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Ketakutan terhadap masalah atas sikap orang tua yang tidak adil dan cenderung menolak didalam keluarga.
Ketakutan banyak menyangkut ujian yang akan diikuti, Sakit, kurangnya uang, rendahnya prestasi, tidak dapat pekerjaan atau kehilangan pekerjaan, keluarga yang kurang harmonis, tidak menarik dimata lawan jenis, tidak dapat pacar, memiliki bentuk fisik yang tidak diharapkan, kesepian, kehilangan pegangan agama, pengalaman seksual seperti onani dan masturbasi, menemui kegagalan, berbeda dengan teman sebaya, terpengaruh oleh teman yang kurang baik dsb.
Leulla Cole (1963) mengemukakan ketakutan yang dialami selama masa remaja dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Ketakutan terhadap masalah atas sikap orang tua yang tidak adil dan cenderung menolak didalam keluarga.
b. Ketakutan terhadap masalah mendapatkan status baik dalam kelompok
sebaya maupun dalam keluarga.
c. Ketakutan terhadap masalah penyesuaian pendidikan atau pilihan
pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan cita cita.
d. ketakutan terhadap masalah pilihan jabatan yang sesuai dengan
kemampuan dan keinginan.
e. Ketakutan terhadap maslah seks.
f. Ketakutan terhadap ancaman terhadap keberadaan diri.
Remaja yang sudah matang akan berusaha untuk mengatasi masalah masalah
yang menimbulkan rasa takutnya.
3.
Emosi Cinta
Pada
masa bayi rasa cinta diarahkan pada orang tua, terutama ibu. Pada masa
kanak-kanak (umur 3-5 tahun) rasa cinta diarahkan pada orang tua yang berbeda
jenis kelamin. Pada remaja arah dan objek
cinta itu berubah yaitu pada teman
sebaya yang berlawanan jenis.
Menurut Leulla Cole ada kecenderungan remaja wanita tertarik terhadap
sesama jenis berlangsung dalam waktu yang lama. Keadaan ini terlihat dari sikap
sayang berlebihan terhadap sesama wanita. Sering juga perasaan ini berkembang
menjadi ketertarikan yang kuat terhadap wanita yang lebih tua. Beberapa situasi
yang mendorong remaja putri untuk mencintai wanita yang lebih tua dari dirinya
secara berlebihan yaitu:
a.
Wanita tersebut dirasa dapat membantu mengatasi
kesulitan yang dihadapinya.
b.
Wanita tersebut dapat dijadikan sebagai
pengganti ibunya, apabila ia jauh dari ibunya yang dijadikan figur atau
kehilangan kasih sayang dari ibunya mungkin karena perceraian atau meninggal.
c.
Wanita tersebut dirasakan sangat menyayanginya,
dan ia berasal dari keluarga yang menolak dirinya.
d.
Karena tidak populer diantara teman pria, merasa
sangat malu dan takut kepada teman pria, atau mempunyai pengalaman yang
menyakitkan tentang pria.
Remaja wanita yang mengalami perkembangan perasaan cinta yang normal
adalah jika remaja mengarahkan rasa cintanya kepada pemuda sesama remaja.
Begitu pula remaja pria mengalami perkembangan perasaan cinta yang normal
adalah jika remaja pria tersebut mengarahkan rasa rasa cintanya kepada seorang
gadis.
Pada akhir masa remaja mereka memilih satu lawan jenis yang paling
disayangi. Perkembangan yang normal mengenai emosi cinta dapat di simpulkan
sebagai berikut :
a.
Objek cinta mula-mula adalah orang dewasa yang
sejenis atau berbeda jenis.
b.
Kemudian cinta beralih pada teman sebaya yang
sama jenis kelamis, yaitu pada masa pre-remaja.
c.
Pada akhirnya remaja menjadikan teman sebaya
sebagai objek cintanya.
Dilihat dari sebab dan reaksi
yang di timbulkannya emosi dibagi menjadi 3 :
1.
Emosi yang berkaitan dengan perasaan
(syaraf-syaraf jasmaniah) misalnya perasaan panas, dingin hangat, sejuk dsb. Emosi
ini muncul karena faktor di luar individu, misalnya cuaca, kondisi ruangan dan
tempat dimana individu itu berada.
2.
Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis
misalnya sakit, meriang dsb. Emosi ini muncul dikarenakan oleh kondisi
kesehatan.
3.
Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis,
misalnya cinta, rindu, benci, sayang, marah, dsb. Munculnya emosi ini
dikarenakan karena faktor hubungan dengan orang lain.
C.
Ciri-ciri Emosi
Ciri khas pemunculan emosi yang
terjadi pada remaja yaitu :
Ø
Emosi mudah meluap (tinggi), meluapnya emosi
remaja sering muncul karena tidak terpenuhinya kebutuhan mereka.
Ø
Mudah muncul emosi negatif yang di tampilkan
berupa marah, sedih, benci dan sebagainya.
Emosi negatif yang dialami remaja sering
kali muncul pada remaja yang belum mencapai kematangan emosi.
Emosi negatif
berakibat pada gangguan emosional seperti :
a.
Depresi atau sedih yang mendalam. Biasanya
akibat kesedihan yang tidak mendapat tanggapan dari orang lain atau tanggapan
yang di terima justru meningkatkan kesedihan yang ada. Depresi dapat terjadi
akibat kehilangan orang yang dicintai, atau kegagalan yang bertubi tubi dialami
b.
Mudah pingsan karena terlalu sensitif dan
perasa, khususnya pada sesuatu yang menakutkan atau menyedihkan.
c.
Mudah tersinggung dan sensitif terhadap orang
lain.
d.
Sering cemas karena terlalu banyak memikirkan
bahaya atau kegagalan.
e.
Sering ragu-ragu dalam bertindak, mungkin karena
terlalu banyak pertimbangan yang kadang kadang tidak rasional.
D.
Ciri Kematangan emosi remaja
v
Mandiri dalam arti Emosional, yaitu bertanggung
jawab atas masalahnya sendiri dan bertanggung jawab atas orang lain.
v
Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa
adanya. Tidak cendrung menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas kegagalan
yang dialaminya.
v
Mampu menampilkan ekspresi emosi sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada.
v
Mampu mengendalikan emosi-emosi negatif.
E.
Ciri-ciri Ketidakmatangan Emosi
v
Cenderung melihat sisi negatif dari orang lain.
v
Impulsif : kurang mampu mengendalikan emosi dan
mudah emosional.
v
Kurang mampu menerima diri sendiri dan orang
lain apa adanya.
v
Kurang mampu untuk memahami orang lain dan
cenderung untuk selalu minta dipahami oleh orang lain.
v
Tidak mau mengakui kesalahan yang diperbuat, dan
cenderung menyembunyikannya atau lebih memilih sikap mekanisme pertahanan diri.
F.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
emosi.
§
Faktor Internal
Umumnya emosi seseorang muncul berkaitan
erta dengan apa yang dirasakan seseorang secara individu. Misalnya mersa tidak
puas, benci terhadap diri sendiri, dan tidak bahagia.
Gangguan emosi yang mereka alami antara
lain :
a.
Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik mereka
secara layak. Sehingga timbul ketidakpuasan, kecemasan, dan kebencian, terhadap
apa yang mereka alami.
b.
Merasa dibenci, disia-siakan, tidak dimengerti,
dan tidak diterima oleh siapapun.
c.
Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah,
dihina, serta dipatahkan daripada di sokong, disayangi dan ditanggapi,
khususnya ide-ide mereka.
d.
Merasa tidak mampu atau bodoh. Sehingga mereka
mebenci diri sendiri dan diproyeksikan dengan membenci orang lain.
e.
Merasa tidak menyenangi kehidupan keluarga mereka
yang tidak harmonis. Sehingga dalam diri mereka hilang rasa nyaman, aman, dan
bahagia.
f.
Merasa menderita karena iri terhadap orang lain,
dan merasa diperlakukan tidak adil.
§
Faktor Ekternal
Menurut Hurlock (1980) dan Luella Cole
(1963) faktor yang mempengaruhi emosi negatif adalah :
a.
Orang tua atau guru memperlakukan mereka seperti
anak kecil yang membuat harga diri mereka dilecehkan.
b.
Apabila dirintangi atau dihalang-halangi membina
keakraban dengan lawan jenis. Apalgi
sampai diancam atau dihukum, remaja yang diperlakukan seperti ini akan
memberontak dengan berbagai cara. Seperti melakukan seks bebas, kumpul kebo,
atau menjadi PSK.
c.
Terlalu banyak dirintangi daripada disokong.
Mereka akan cenderung marah dan mengekspresikannya dengan cara menetang keinginan
orang tua, dan menjadi pemberontak.
d.
Disikapi secara tidak adil oleh orang tua.
e.
Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh orang tua,
padahal orang tua mampu.
f.
Merasa disikapi secara otoriter, seperti
dituntut patuh, dihukum, dan dihina.
G.
Upaya orang tua dan guru dalam
mengembangkan Emosi remaja.
Emosi negatif dapat diredam sehingga tidak
menimbulkan efek negatif. Cara meredam emosi diantaranya :
v
Berfikir positif, melihat segala sesuatunya dari
sisi positifnya.
v
Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain.
Setiap individu itu berbeda, kita tidak dapat memaksa orang lain untuk berbuat
sesuai dengan keinginan kita sendiri.
v
Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan orang
lain.
v
Instrospeksi dan mencoba melihat apabila
kejadian yang yang sama terjasi pada diri sendiri.
v
Bersabar dan menjadi pemaaf.
v
Alih perhatian, yaitu mencoba mengalihkan
perhatian pada objek lain dari objek yang mulanya memicupemunculan emosi
negatif.
Untuk membantu mengembangkan emosi positif dalam diri remaja dilakukan
dengan cara :
v
Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya
dalam lingkungan anak hendaknya menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi
negatif sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.
v
Adanya program latiahn beremosi di dalam
keluarga maupun disekolah.
v
Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam
kondisi-kondisi yang cenderung
menimbulkan emosi emosi negatif, dan bagaimana upaya mengatasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar