Rabu, 21 Maret 2012

Perkembangan Emosi Remaja


Perkembangan Emosi Remaja
A.      Pengertian Emosi
Secara sederhana  emosi dapat dikatakan suatu keadaan jiwa yang mewarnai tingkah laku. Emosi dapat juga dikatakan suatu reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut, marah, muak, haru cinta dan sejenisnya. Biasanya emosi muncul dalam luapan perasaan dan surut dalam waktu yang singkat.
Hathersall (1985) merumuskan emosi sebagai situasi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh.
Keleinginna dan Kelenginan (1981) berpendapat bahwa emosi seringkali berhubungan dengan tingkah laku. Emosi sering didefinisikan sebagai perasaan (feeling).

B.      Jenis-jenis Emosi
Crider dan Kawan-kawan (1983) mengemukakan dua jenis emosi yaitu :
1.       Emosi Positif : reaksi kepuasan terhadap terpenuhinya kebutuhan yang dirasakan remaja. Misalnya bahagia, sayang, cinta, berani.
2.       Emosi Negatif : Reaksi ketidakpuasan atau tidak terpenuhi keinginan. Misalnya Sedi, marah, geram, takut, benci.
Leulla Cole mengemukakan bahwa ada tiga jenis emosi yang muncul pada remaja yaitu :
1.       Emosi Marah
Penyebab timbulnya emosi marah pada remaja apabila mereka direndahkan, dihina, dipermalukan, atau dipojokkan dihadapan kawan-kawannya. Biasanya remaja yang sudah cukup matang menunjukan rasa marahnya dalam ungkapan verbal misalnya menggerutu, mencaci,
2.       Emosi Takut
Ketakutan banyak menyangkut ujian yang akan diikuti, Sakit, kurangnya uang, rendahnya prestasi, tidak dapat pekerjaan atau kehilangan pekerjaan, keluarga yang kurang harmonis, tidak menarik dimata lawan jenis, tidak dapat pacar, memiliki bentuk fisik yang tidak diharapkan, kesepian, kehilangan pegangan agama, pengalaman seksual seperti onani dan masturbasi, menemui kegagalan, berbeda dengan teman sebaya, terpengaruh oleh teman yang kurang baik dsb.
Leulla Cole (1963) mengemukakan ketakutan yang dialami selama masa remaja dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Ketakutan terhadap masalah atas sikap orang tua yang tidak adil dan cenderung menolak didalam keluarga.
b. Ketakutan terhadap masalah mendapatkan status baik dalam kelompok sebaya maupun dalam keluarga.
c. Ketakutan terhadap masalah penyesuaian pendidikan atau pilihan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan cita cita.
d. ketakutan terhadap masalah pilihan jabatan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan.
e. Ketakutan terhadap maslah seks.
f. Ketakutan terhadap ancaman terhadap keberadaan diri.
Remaja yang sudah matang akan berusaha untuk mengatasi masalah masalah yang menimbulkan rasa takutnya.
3.       Emosi Cinta
Pada masa bayi rasa cinta diarahkan pada orang tua, terutama ibu. Pada masa kanak-kanak (umur 3-5 tahun) rasa cinta diarahkan pada orang tua yang berbeda jenis kelamin. Pada remaja arah dan objek cinta itu  berubah yaitu pada teman sebaya yang berlawanan jenis.
Menurut Leulla Cole ada kecenderungan remaja wanita tertarik terhadap sesama jenis berlangsung dalam waktu yang lama. Keadaan ini terlihat dari sikap sayang berlebihan terhadap sesama wanita. Sering juga perasaan ini berkembang menjadi ketertarikan yang kuat terhadap wanita yang lebih tua. Beberapa situasi yang mendorong remaja putri untuk mencintai wanita yang lebih tua dari dirinya secara berlebihan yaitu:
a.       Wanita tersebut dirasa dapat membantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
b.      Wanita tersebut dapat dijadikan sebagai pengganti ibunya, apabila ia jauh dari ibunya yang dijadikan figur atau kehilangan kasih sayang dari ibunya mungkin karena perceraian atau meninggal.
c.       Wanita tersebut dirasakan sangat menyayanginya, dan ia berasal dari keluarga yang menolak dirinya.
d.      Karena tidak populer diantara teman pria, merasa sangat malu dan takut kepada teman pria, atau mempunyai pengalaman yang menyakitkan tentang pria.
Remaja wanita yang mengalami perkembangan perasaan cinta yang normal adalah jika remaja mengarahkan rasa cintanya kepada pemuda sesama remaja. Begitu pula remaja pria mengalami perkembangan perasaan cinta yang normal adalah jika remaja pria tersebut mengarahkan rasa rasa cintanya kepada seorang gadis.
Pada akhir masa remaja mereka memilih satu lawan jenis yang paling disayangi. Perkembangan yang normal mengenai emosi cinta dapat di simpulkan sebagai berikut :
a.       Objek cinta mula-mula adalah orang dewasa yang sejenis atau berbeda jenis.
b.      Kemudian cinta beralih pada teman sebaya yang sama jenis kelamis, yaitu pada masa pre-remaja.
c.       Pada akhirnya remaja menjadikan teman sebaya sebagai objek cintanya.

Dilihat dari sebab dan reaksi yang di timbulkannya emosi dibagi menjadi 3 :
1.       Emosi yang berkaitan dengan perasaan (syaraf-syaraf jasmaniah) misalnya perasaan panas, dingin hangat, sejuk dsb. Emosi ini muncul karena faktor di luar individu, misalnya cuaca, kondisi ruangan dan tempat dimana individu itu berada.
2.       Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis misalnya sakit, meriang dsb. Emosi ini muncul dikarenakan oleh kondisi kesehatan.
3.       Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis, misalnya cinta, rindu, benci, sayang, marah, dsb. Munculnya emosi ini dikarenakan karena faktor hubungan dengan orang lain.

C.      Ciri-ciri Emosi
                Ciri khas pemunculan emosi yang terjadi pada remaja yaitu :
Ø  Emosi mudah meluap (tinggi), meluapnya emosi remaja sering muncul karena tidak terpenuhinya kebutuhan mereka.
Ø  Mudah muncul emosi negatif yang di tampilkan berupa marah, sedih, benci dan sebagainya.
Emosi negatif yang dialami remaja sering kali muncul pada remaja yang belum mencapai kematangan emosi.
Emosi negatif berakibat pada gangguan emosional seperti :
a.       Depresi atau sedih yang mendalam. Biasanya akibat kesedihan yang tidak mendapat tanggapan dari orang lain atau tanggapan yang di terima justru meningkatkan kesedihan yang ada. Depresi dapat terjadi akibat kehilangan orang yang dicintai, atau kegagalan yang bertubi tubi dialami
b.      Mudah pingsan karena terlalu sensitif dan perasa, khususnya pada sesuatu yang menakutkan atau menyedihkan.
c.       Mudah tersinggung dan sensitif terhadap orang lain.
d.      Sering cemas karena terlalu banyak memikirkan bahaya atau kegagalan.
e.      Sering ragu-ragu dalam bertindak, mungkin karena terlalu banyak pertimbangan yang kadang kadang tidak rasional.

D.      Ciri Kematangan emosi remaja
v  Mandiri dalam arti Emosional, yaitu bertanggung jawab atas masalahnya sendiri dan bertanggung jawab atas orang lain.
v  Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya. Tidak cendrung menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas kegagalan yang dialaminya.
v  Mampu menampilkan ekspresi emosi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
v  Mampu mengendalikan emosi-emosi negatif.

E.       Ciri-ciri Ketidakmatangan Emosi
v  Cenderung melihat sisi negatif dari orang lain.
v  Impulsif : kurang mampu mengendalikan emosi dan mudah emosional.
v  Kurang mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya.
v  Kurang mampu untuk memahami orang lain dan cenderung untuk selalu minta dipahami oleh orang lain.
v  Tidak mau mengakui kesalahan yang diperbuat, dan cenderung menyembunyikannya atau lebih memilih sikap mekanisme pertahanan diri.

F.       Faktor-faktor yang mempengaruhi emosi.
§  Faktor Internal
Umumnya emosi seseorang muncul berkaitan erta dengan apa yang dirasakan seseorang secara individu. Misalnya mersa tidak puas, benci terhadap diri sendiri, dan tidak bahagia.
Gangguan emosi yang mereka alami antara lain :
a.       Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak. Sehingga timbul ketidakpuasan, kecemasan, dan kebencian, terhadap apa yang mereka alami.
b.      Merasa dibenci, disia-siakan, tidak dimengerti, dan tidak diterima oleh siapapun.
c.       Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah, dihina, serta dipatahkan daripada di sokong, disayangi dan ditanggapi, khususnya ide-ide mereka.
d.      Merasa tidak mampu atau bodoh. Sehingga mereka mebenci diri sendiri dan diproyeksikan dengan membenci orang lain.
e.      Merasa tidak menyenangi kehidupan keluarga mereka yang tidak harmonis. Sehingga dalam diri mereka hilang rasa nyaman, aman, dan bahagia.
f.        Merasa menderita karena iri terhadap orang lain, dan merasa diperlakukan tidak adil.

§  Faktor Ekternal
Menurut Hurlock (1980) dan Luella Cole (1963) faktor yang mempengaruhi emosi negatif adalah :
a.       Orang tua atau guru memperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga diri mereka dilecehkan.
b.      Apabila dirintangi atau dihalang-halangi membina keakraban dengan lawan jenis.  Apalgi sampai diancam atau dihukum, remaja yang diperlakukan seperti ini akan memberontak dengan berbagai cara. Seperti melakukan seks bebas, kumpul kebo, atau menjadi PSK.
c.       Terlalu banyak dirintangi daripada disokong. Mereka akan cenderung marah dan mengekspresikannya dengan cara menetang keinginan orang tua, dan menjadi pemberontak.
d.      Disikapi secara tidak adil oleh orang tua.
e.      Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh orang tua, padahal orang tua mampu.
f.        Merasa disikapi secara otoriter, seperti dituntut patuh, dihukum, dan dihina.

G.     Upaya orang tua dan guru dalam mengembangkan Emosi remaja.
Emosi negatif dapat diredam sehingga tidak menimbulkan efek negatif. Cara meredam emosi diantaranya :
v  Berfikir positif, melihat segala sesuatunya dari sisi positifnya.
v  Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain. Setiap individu itu berbeda, kita tidak dapat memaksa orang lain untuk berbuat sesuai dengan keinginan kita sendiri.
v  Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan orang lain.
v  Instrospeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang yang sama terjasi pada diri sendiri.
v  Bersabar dan menjadi pemaaf.
v  Alih perhatian, yaitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek lain dari objek yang mulanya memicupemunculan emosi negatif.
Untuk membantu mengembangkan emosi positif dalam diri remaja dilakukan dengan cara :
v  Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak hendaknya menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.
v  Adanya program latiahn beremosi di dalam keluarga maupun disekolah.
v  Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi  yang cenderung menimbulkan emosi emosi negatif, dan bagaimana upaya mengatasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar